Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut

Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut

8 min read Oct 10, 2024
Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut

Discover more detailed and exciting information on our website. Click the link below to start your adventure: Visit Best Website. Don't miss out!

Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut: Sebuah Cerita Rakyat yang Menggelitik

Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut adalah sebuah cerita rakyat Indonesia yang mengisahkan tentang seorang ratu yang sangat suka berdandan dan memiliki rambut yang panjang dan lebat. Kisah ini bukan hanya menghibur, tetapi juga mengandung pesan moral yang mendalam tentang kesombongan dan pentingnya kerendahan hati.

Perjalanan Mencari Tukang Potong Rambut

Dahulu kala, di sebuah kerajaan yang makmur, hiduplah seorang ratu yang terkenal dengan kecantikannya. Ia memiliki kulit putih bak porselen, mata sebening kristal, dan rambut hitam panjang yang terurai indah. Sang ratu begitu bangga dengan rambutnya, sehingga selalu menghiasinya dengan perhiasan dan bunga-bunga yang harum. Namun, ada satu masalah: rambut sang ratu begitu lebat dan tebal, sehingga ia kesulitan untuk menyisir dan menata rambutnya sendiri.

"Siapa yang bisa menjinakkan rambutku yang lebat ini?" gerutu sang ratu. "Aku ingin mencari tukang potong rambut terbaik di seluruh penjuru negeri!"

Ia pun memanggil para pelayannya dan memerintahkan mereka untuk mencari tukang potong rambut terbaik. Para pelayan berkeliling kerajaan dan menanyakan kepada setiap orang yang mereka temui. Namun, tak seorang pun berani mengklaim dirinya sebagai tukang potong rambut yang mampu mengendalikan rambut sang ratu.

"Tidak ada yang bisa mengalahkan keindahan rambutku," bisik sang ratu dengan bangga.

Pertemuan dengan Yesus

Suatu hari, para pelayan menemukan seorang lelaki tua yang duduk di pinggir jalan. Lelaki tua itu sedang memotong rambut seorang anak laki-laki. Sang ratu penasaran dan menghampiri lelaki tua itu.

"Hai, Tuan! Apakah kau tukang potong rambut?" tanya sang ratu.

"Ya, Yang Mulia," jawab lelaki tua itu. "Saya adalah tukang potong rambut."

"Bisakah kau memotong rambutku?" tanya sang ratu. "Rambutku sangat lebat dan sulit diatur."

"Tentu, Yang Mulia," jawab lelaki tua itu dengan tenang. "Saya bisa memotong rambut Anda dengan baik."

Sang ratu merasa ragu. Lelaki tua itu tampak biasa saja, tidak memiliki keahlian khusus seperti yang diharapkannya. Namun, ia tetap memutuskan untuk membiarkan lelaki tua itu memotong rambutnya.

"Baiklah, potonglah rambutku!" perintah sang ratu.

Lelaki tua itu mengambil gunting dan mulai memotong rambut sang ratu. Ia memotong dengan hati-hati, tidak terburu-buru. Sang ratu merasa sedikit aneh, karena gunting lelaki tua itu terasa dingin dan bergetar.

"Kau sedang apa?" tanya sang ratu. "Kenapa guntingmu terasa dingin?"

"Saya sedang memotong rambut Anda dengan kasih sayang, Yang Mulia," jawab lelaki tua itu. "Saya berharap rambut Anda akan tumbuh sehat dan kuat."

Rahasia Lelaki Tua

Sang ratu terkejut. Ia tidak pernah bertemu tukang potong rambut yang berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang seperti lelaki tua itu. Setelah lelaki tua itu selesai memotong rambutnya, sang ratu terkesima. Rambutnya terasa ringan dan mudah diatur, lebih indah dari sebelumnya.

"Terima kasih, Tuan," ucap sang ratu dengan penuh kekaguman. "Kau adalah tukang potong rambut terbaik yang pernah kutemui!"

Lelaki tua itu tersenyum dan berkata, "Saya bukanlah tukang potong rambut biasa, Yang Mulia. Saya adalah Yesus, Putra Allah."

Sang ratu tercengang mendengar pengakuan lelaki tua itu. Ia tidak menyangka bahwa yang telah memotong rambutnya adalah Yesus sendiri.

"Maafkan saya, Tuhan," kata sang ratu sambil menunduk. "Saya terlalu sombong dan menganggap diri saya lebih tinggi dari yang lain."

Yesus tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, anakku. Semua orang pernah melakukan kesalahan. Yang penting adalah kita belajar dari kesalahan kita dan menjadi orang yang lebih baik."

Sejak saat itu, sang ratu berubah menjadi pribadi yang rendah hati dan tidak lagi sombong. Ia belajar untuk menghargai semua orang, tanpa memandang status sosial mereka. Ia juga tidak lagi menghias rambutnya dengan berlebihan, karena ia menyadari bahwa kecantikan sejati berasal dari dalam hati.

Pesan Moral Cerita

Cerita rakyat Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut mengandung pesan moral yang mendalam tentang kesombongan dan pentingnya kerendahan hati. Sang ratu awalnya merasa dirinya lebih tinggi dari yang lain, sehingga ia kesulitan menemukan tukang potong rambut yang sesuai dengan keinginannya. Namun, melalui pertemuannya dengan Yesus, ia menyadari bahwa kesombongan hanya akan membawa dirinya pada kehancuran.

Cerita ini juga mengajarkan kita untuk menghargai orang lain, tanpa memandang status sosial mereka. Kita harus selalu rendah hati dan tidak menganggap diri kita lebih baik dari orang lain.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

  • Siapa yang sebenarnya memotong rambut sang ratu?
    • Yesus, Putra Allah.
  • Apa pesan moral dari cerita ini?
    • Cerita ini mengajarkan kita tentang kesombongan dan pentingnya kerendahan hati, serta menghargai orang lain tanpa memandang status sosial mereka.
  • Apakah ada tokoh lain yang terlibat dalam cerita ini?
    • Ya, ada para pelayan sang ratu yang membantu mencari tukang potong rambut.
  • Apa yang membuat sang ratu merasa begitu istimewa?
    • Ia memiliki rambut yang lebat dan panjang, serta kecantikan yang luar biasa.
  • Apa yang terjadi pada sang ratu setelah rambutnya dipotong oleh Yesus?
    • Ia berubah menjadi pribadi yang rendah hati dan menghargai semua orang.

Cerita rakyat Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut merupakan sebuah cerita yang menghibur dan penuh makna. Kisah ini mengingatkan kita bahwa kerendahan hati adalah kunci kebahagiaan dan ketenangan hati.


Thank you for visiting our website wich cover about Ratu Entok Panas, Suruh Yesus Potong Rambut. We hope the information provided has been useful to you. Feel free to contact us if you have any questions or need further assistance. See you next time and dont miss to bookmark.
close